7 Cara Membantu Teman yang Mengalami Gangguan Kepribadian

7 Cara Membantu Teman yang Mengalami Gangguan Kepribadian

poltekkespangkalpinang.com – Kadang kita punya teman yang perilakunya suka naik turun, gampang tersinggung, atau selalu merasa dicurangi dunia. Lama-lama kita sadar, ini lebih dari sekadar “baperan” atau “sensitif doang”. Bisa jadi dia sedang bergulat dengan gangguan kepribadian, dan sayangnya, banyak dari mereka nggak sadar atau nggak mau mengakui bahwa ada masalah yang butuh dibantu.

Lewat artikel yang aku tulis di poltekkespangkalpinang.com ini, aku pengen bantu kamu supaya lebih paham dan bisa jadi teman yang tetap peduli tanpa harus ikut tenggelam dalam drama emosional. Karena membantu teman yang punya gangguan kepribadian bukan soal “menyelamatkan”, tapi tentang jadi support system yang tepat dan sehat. Yuk, kita bahas satu-satu dengan gaya santai tapi tetap serius.

1. Edukasi Diri tentang Gangguan Kepribadian

Pertama-tama, penting banget buat kamu memahami dulu apa itu gangguan kepribadian. Ada banyak jenisnya—seperti borderline, narsistik, antisosial, dan lainnya—dan tiap jenis punya ciri serta kebutuhan berbeda. Dengan belajar, kamu jadi nggak gampang salah paham atau buru-buru menyalahkan sikap temanmu. Apalagi sekarang banyak sumber informasi yang bisa kamu akses secara gratis, jadi manfaatin sebaik mungkin.

Selain itu, semakin kamu paham, semakin kecil kemungkinan kamu akan bereaksi berlebihan. Kamu bisa lebih tenang saat mereka bersikap di luar kebiasaan, karena kamu tahu itu bagian dari kondisi yang mereka hadapi.

2. Dengar dengan Empati, Bukan Menghakimi

Kadang temanmu hanya butuh seseorang yang mau dengar tanpa disela atau dihakimi. Saat mereka curhat soal masalah pribadi atau konflik batin, cobalah hadir sepenuhnya. Nggak perlu buru-buru kasih saran, cukup dengarkan dan validasi perasaan mereka. Misalnya dengan bilang, “Aku bisa ngerti kok kenapa kamu ngerasa kayak gitu.”

Namun, tetap jaga batas. Dengarkan dengan empati, tapi jangan larut dalam emosi mereka sampai kamu sendiri jadi stres. Kamu bisa peduli tanpa harus ikutan tenggelam.

3. Bantu Mereka Mengenali Pola yang Merugikan

Setelah kamu punya pemahaman dan sudah menjalin komunikasi yang baik, kamu bisa perlahan bantu mereka mengenali pola perilaku yang kurang sehat. Tapi ingat, cara menyampaikannya harus lembut dan tidak menyudutkan. Misalnya, kamu bisa bilang, “Kamu sadar nggak, kamu sering merasa ditinggalkan padahal sebenarnya teman-temanmu lagi sibuk aja?”

Tujuan kamu di sini bukan untuk mengubah mereka secara instan, tapi menanamkan kesadaran pelan-pelan. Bisa jadi mereka butuh waktu lama buat mengakui itu, dan itu wajar banget.

4. Dorong untuk Cari Bantuan Profesional

Kalau kamu merasa mereka mulai butuh pertolongan lebih, coba bantu mereka buat pertimbangkan pergi ke psikolog atau psikiater. Nggak semua orang langsung oke saat disarankan ke profesional, jadi jangan maksa. Kamu bisa mulai dengan bilang, “Menurutku kamu bakal ngerasa lebih lega kalau ngobrol sama orang yang memang ahli.”

Kamu juga bisa bantu mereka cari tempat konsultasi atau temenin saat pertama kali mereka ke sana. Dukungan kecil kayak gitu bisa bikin mereka lebih berani ambil langkah awal.

5. Tetap Tegas dengan Batasan Diri Sendiri

Walaupun kamu ingin bantu, bukan berarti kamu harus selalu ada 24 jam atau harus jadi “tempat sampah” emosi mereka. Kamu juga butuh ruang buat diri sendiri. Kalau kamu mulai capek, jujur aja. Bilang dengan sopan, “Aku peduli sama kamu, tapi aku juga perlu waktu buat tenangin diri.”

Dengan menjaga batas, kamu ngajarin mereka tentang respek dan batas sehat dalam hubungan. Ini penting buat perkembangan mereka juga, lho.

6. Jangan Ambil Segala Sesuatu Secara Pribadi

Orang dengan gangguan kepribadian kadang bisa ngomong kasar, berubah sikap tiba-tiba, atau bersikap manipulatif. Kalau itu terjadi, coba tarik napas dulu dan ingat: itu bukan tentang kamu. Reaksi mereka lebih banyak dipengaruhi oleh luka dan pola pikir yang mereka bawa sejak lama.

Tentu saja, ini bukan berarti kamu harus terus menerima perlakuan buruk. Tapi dengan nggak ambil hati, kamu bisa tetap tenang dan lebih rasional dalam mengambil keputusan.

7. Jaga Dirimu Sendiri Tetap Sehat

Terakhir tapi nggak kalah penting, kamu harus tetap menjaga kesehatan mental dan emosimu sendiri. Temenan sama orang yang punya gangguan kepribadian itu menantang. Kalau kamu nggak jaga diri, kamu bisa ikutan burn out, lho. Jadi, jangan lupa untuk tetap punya waktu istirahat, ngobrol sama teman lain, atau melakukan hal-hal yang kamu suka.

Kalau kamu merasa hubungan ini mulai terlalu berat, nggak apa-apa kok untuk ambil jeda. Bantu semampunya, tapi jangan sampai mengorbankan kebahagiaan dan stabilitasmu sendiri.

Penutup

Berada di sisi seseorang yang sedang berjuang dengan gangguan kepribadian memang bukan hal yang mudah. Tapi dengan pemahaman, empati, dan batasan yang sehat, kamu bisa tetap hadir sebagai teman yang berarti tanpa kehilangan diri sendiri.

Semoga 7 cara dari poltekkespangkalpinang.com ini bisa bantu kamu menghadapi situasi tersebut dengan lebih tenang dan penuh kasih. Ingat, jadi teman yang baik bukan berarti harus selalu ada, tapi tahu kapan hadir dan kapan perlu istirahat. Kamu berhak untuk tetap sehat sambil tetap jadi support system terbaik buat orang lain.